Thursday, November 29, 2007

“ASUPAN”

Saat ini banyak orang yang ragu bila Indonesia adalah negeri yang kaya, makmur sandang, pangan, dan papan. Lagu Koes Plus “bukan lautan tapi kolam susu” hampir tidak berlaku lagi. Beberapa kasus yang terjadi belakangan membuktikan bahwa negara tidak bisa menjamin kemakmuran rakyatnya. Busung lapar di beberapa daerah, kelaparan di Yahukimo, dan kemiskinan yang tak kunjung terselesaikan menjadi tanda betapa negeri ini memprihatinkan.
Media masa telah memberi informasi yang cukup bagi masyarakat tentang kasus-kasus tersebut. Berita keprihatinan dari berbagai sudut negeri telah menjejali nurani kita. Setiap menit selalu ada bencana yang tersiar melalui media lalu sampai kepada kita. Lama-lama panca indera kita pun terbiasa dengan berita-berita tersebut.
Bila kita mencermati berita tersebut, ada hal yang menarik. Dalam berita yang telah menjadi biasa itu muncul sebuah kosa kata yang menggelitik di telinga. Perhatikan kalimat berikut:
1) Kurangnya asupan gizi seimbang menyebabkan busung lapar.
2) Masyarakat Yahukimo membutuhkan asupan makanan bergizi supaya terhindar dari bencana yang labih besar.
Bentuk-bentuk kalimat seperti ini acap kali muncul dalam berita di televisi baru-baru ini. Dilihat dari segi morfologisnya, kata asupan termasuk jenis kata benda yang secara gramatik dibangun dari kata asup + sufiks -an. Jenis kata seperti ini dapat disejajarkan dengan kata “makanan” (makan + sufiks -an), “minuman” (minum + sufiks -an), “tangisan” (tangis + sufiks -an) dan sebagainya.
Selain kata asupan kita lebih dulu mengenal kata “masukan” yang proses pembentukannya sama, yaitu masuk + sufiks -an. Kata masukan diartikan sebagai saran atau nasihat yang membangun. Perhatikan contoh kalimat berikut “Saya mengharapkan masukan Anda untuk penyempurnaan makalah ini”. Kata masukan yang telah sangat lama digunakan ini cukup berterima di semua kalangan
Namun tidak demikian dengan kata asupan. Kata ini tidak ditemukan dalam KBBI. Kata asup justru ditemukan di kamus Bahasa Sunda yang artinya persis sama dengan kata masuk dalam Bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Sunda kata asupan dibentuk dari proses gramatik asup + sufiks -an. Bentuk kata seperti ini sejajar dengan kata timuan (timu + sufiks -an), lungsuran (lungsur + sufiks -an), dan sebagainya. Kata-kata asupan, timuan dan lungsuran termasuk kata benda. Namun perhatikan juga kata-kata cokotan (cokot + sufiks -an), lobaan (loba + sufiks -an). Meskipun proses pembentukan kata-kata ini sama, ternyata jenis katanya berbeda. Kata cokotan berjenis kata kerja (perintah), dan lobaan kata keterangan.
Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa, 1) kata asupan yang belakangan ini sering muncul di media massa merupakan kata serapan dari Basa Sunda. Proses penyerapan kata asupan adalah penyerapan yang tanpa gejala perubahan. Artinya kata asupan diserap seutuhnya, baik bentuk maupun maknanya, dan 2) nyata negeri yang kekurangan ini membutuhkan asupan kosakata asing disamping asupan materi untuk memperbaiki keterpurukan selama ini.

No comments: